Aku
bersyukur selama 18 tahun sudah aku hidup di dunia ini, aku punya keluarga yang
sangat mencintai aku. Ibu, Bapak, dan Kakak. Walaupun kami keluarga kecil dan
hanya berempat tapi kami bahagia hidup bersama. Seperti keluarga lain, kami
juga sering bertengkar, apalagi aku dan kakak, anggaplah itu sebagai bumbu
dalam kehidupan. Sering cekcok, masalah, bukan membuat kami semakin jauh, tapi
kami sadar dibalik masalah yang kami hadapi dalam keluarga ini disitu juga
terdapat hikmah yang sangat besar. Apalagi aku dalam masa pertumbuhan,
terkadang suka membantah orang tua, membuat ibu menangis, membuat bapak
jengkel, dan kakak kadang terganggu dengan sikapku. Tapi, dari itu kami belajar
banyak. Belajar saling memafkan, memahami satu sama lain, menjaga nama baik
keluarga, dan satu hal yang harus kalian tahu, tak ada satu orangpun orang tua
yang tidak sayang dengan anaknya. Dibalik galaknya beliau itulah cara beliau
menunjukkan sayangnya pada kalian, tapi kalian kadang salah dalam mengartikan
dan hanya melihatnya dari satu sudut pandang saja.
Banyak cerita yang selama 18 tahun
ini aku alami bersama keluarga. Ibu dan bapak selalu mengajarkan yang terbaik
untukku dan kakak. Nilai agama, pesan, nasihat selalu beliau sampaikan pada
kami di selang waktu yang beliau punya. Mencoba mendidik kami dengan keras agar
kami tidak menjadi anak yang tidak baik nantinya. Kadang aku juga sering
jengkel diatur-atur seperti anak kecil, tapi setelah sekarang merasakan jauh dari
mereka justru hal itu yang paling aku rindukan. Ingat waktu di rumah dulu. Anak
memang baru merasakan saat pisah dari orang tua, tapi na’udzubillah min dzalik,
semoga aku selalu istiqomah ingat dengan ibu bapak sampai kelak aku sukses,
jangan sampai aku menelantarkan beliau dan mengingtanya hanya saat akhir hidup
beliau, astaghfirullah.
Sekarang, kebahagiaan ibu dan bapak
adalah prioritas utamaku. Disini, jauh jauh beliau mengirimku ke Jogja karena
beliau ingin masa depanku lebih baik dari beliau, sungguh ucapan beliau yang
selalu aku ingat “jangan jadi seperti ibu dan bapak, kamu harus bisa jadi
orang nantinya, ibu dan bapak boleh hanya lulusan SD tapi kamu jangan, jangan
sampai apa yang ibu rasakan dulu kamu juga ikut rasakan, sekolah yang bener,
belajar yang rajin, bismillah”. Sungguh apa yang mampu aku lakukan untuk
membalas jasa ibu dan bapak selama 18 tahun ini?. Ya Allah, semoga senantiasa
panjangkan umurku dan orang tuaku, berikan mereka kesehatan Ya Allah, sungguh
aku hanya ingin mereka mampu melihatku diwisuda nantinya dan bismillah aku
dengan ibu dan bapak akan maju ke depan menerima penghargaan sebagai wisudawati
terbaik.
Aku tahu, jasa mereka tidak pernah
mungkin bisa dibayar dengan uang atau apapun itu, tapi memberikan beliau senyum
di masa tuanya adalah kebahagiaan tersendiri untuk membayar air mata beliau
yang pernah menetes karenaku. Dan inilah saatnya semua itu aku mulai untuk
beliau. Bismillah dengan niat yang baik insya Allah diridhai oleh Allah.
Komentar
Posting Komentar