Saat kau
merasa bahwa hidupmu tak ada gunanya maka pikirkan lagi ucapanmu itu kawan.
Kenalkan,
aku anak rantau, jauh perjalanan yang harus kutempuh dari desa sampai ke
Yogyakarta. Banyak hal yang ingin kuukir disini kawan, masa depanku berawal
dari sini. Kota yang sejak kecil aku impikan, yaitu Yogyakarta.
Banyak
hal yang akan kau tahu saat kau mulai dewasa. Belajar untuk hidup mandiri dan
jauh dari kedua orang tua. Berbahagialah kau yang punya mimpi setinggi
langitpun, kau tak perlu takut. Apalagi kau berpikir bahwa hidupmu tak ada
gunanya dan kau berpikir bahwa kematian adalah jalan yang pantas untukmu.
Segeralah beristighfar padanya. Yakinlah bahwa segala ataupun semua yang
diciptakan Allah tidak ada yang sia sia. Bahkan protozoa makhluk mikroskopis saja
ada gunanya, apalagi kalian yang ukurannya jauh bila dibandingkan dengannya.
Berawal
dari realita yang ada di masyarakat saat mereka para remaja tumbuh menjadi
dewasa dan mulai membaur dengan lingkungan, mereka menyerah dengan persaingan
di lingkungan tersebut. Ada beberapa faktor memang yang menyebabkan hal itu
bisa terjadi dan salah satunya adalah karakter yang terbentuk saat masa
perkembangan mereka. Banyak dari mereka yang sering dimanjakan dengan fasilitas
yang ada atau mereka yang notabennya berasal dari kalangan yang tidak mampu
coba coba untuk bergaul dengan orang yang mampu sehingga terbawa dengan arus
kehidupan mereka. Hal semacam inilah yang menyebabkan mereka di masa transisi
kedewasaannya menjadi prbadi yang mudah mengeluh dan gampang menyerah terhadap
suatu permasalahan atau kesulitan yang dihadapi. Jika masih dalam tahap awal
mungkin sikapa atau karakter ini dapat diubah sedikit demi sedikit namun jika
sudah dalam tahap akut kemungkinan terburuknya adalah memilih untuk mengakhiri
hidup mereka dengan cara yang sama sekali konyol, yaitu bunuh diri
Jalan
tersebut kebanyakan dipilih mereka yang merasa tidak kuat dengan beban hidup
yang mereka bawa atau bisa saja karena adanya faktor lain yaitu bullyan
yang diterima dalam kehidupan mereka. Masing-masing orang memang berbeda dalam
menyikapi hidup dan persoalan yang mereka hadapi, namun setidaknya masih banyak
jalan yang dapat ditempuh untuk menyelesaikan maslah tersebut bukan dengan
hal-hal konyol dan merugikan diri sendiri.
Yogyakarta,
28 Oktober 2014
22.36
waktu Jogja J
Komentar
Posting Komentar