Hidup
adalah Pilihan. Memilih dan dipilih. Roda kehidupan akan begitu jalannya. Kau
mau memilih atau dipilih. Yang ada diantara keduanya adalah resiko. Mau tak mau
memang harus dijalani, karena kita sudah memilih atau dipilih.
Perkara
memilih dan dipilih juga tidak luput dengan faktor-faktor lain. Intern dan
ekstern. Belum lagi, apa yang kita pilih kadang belum tentu baik untuk kita.
Tapi sudah pastilah yang dipilihkan Sang Pencipta itu terbaik bagi kita.
Karena-Nyalah Dzat yang Maha Mengerti apa yang kita butuhkan.
Jika
hidup adalah tentang pilihan, maka benar jika manusia ini ada di dunia layaknya
sang musafir yang dipersimpangan jalan. Kau mau pilih kekanan atau ke kiri.
Karena sama sajalah untuk satu tujuan. Setiap jalan itu banyak rintangan yang
kita lewati. Pasti. Bukan berarti ketika kau memilih A, pilihan yang B salah.
Pilihan B hanyalah jalan lain yang tidak kita pilih yang sebenarnya untuk
tujuan yang sama.
Bukankah
hidup kita tinggal mengikuti skenario Pencipta?
Memang. Tapi apakah kau hanya ingin
menjadi pemain di skenario itu? Kenapa tidak kau ingin menjadi tata letak,
produser? Bukankah Pencipta kita juga mengatakan tidak akan merubah skenario
kita kalau kita tidak berusaha merubahnya sendiri?
Sejak kecil
kita diajari untuk memilih. Sebut saja cita-cita. Kita diminta menjadi sesuatu
yang kita inginkan. Belum soal pendidikan, kita dihadapkan dengan memilih di
sekolah negeri atau swasta, jurusan apa yang kita dalami, mau ikut organisasi
atau tidak, ya semuanya soal memilih. Kadang penyesalan datang ketika apa yang
kita pilih nyatanya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan. Tapi, setelah
menyesal apakah akan merubah semuanya? TIDAK. Karena apapun yang kita pilih
adalah jalan yang harus kita lewati. Penyesalan memang wajar adanya, akan
tetapi jangan terlalu berlarut, karena hanya akan menenggelamkan kita pada
sebuah ketidak pastian.
Dariku yang sudah memilih dan dipilih.,
Komentar
Posting Komentar