Langsung ke konten utama

sepenggal cerita



 Jogja, aku, dan seribu mimpi

Selamat malam Yogyakarta, selamat malam kota pelajar, selamat malam kota seribu budaya, selamat malam kota ramah dan selamat malam kota ilmu. mungkin itu baru sepenggal kalimat yang mampu melukiskan tentang indahnya Jogja. Jogja memang istemewa. Disini aku menumpuk berbagai angan dan mimpi besar. Walaupun kedengaran aneh di telinga mereka, para penghancur mimpi, tapi Jogjalah yang kupilih. Setidaknya empat tahun kedepan jogja akan menjadi rumah baruku. Aku masih jelas merasakan betapa sedihnya harus berpisah dengan keluarga tercinta di Jepara. Bagaimana rindunya melakukan aktivitas di rumah. Rindu dengan nasihat Ibu, debat dengan bapak dan dengan mereka para bocah nakal Salsa dan Naila. Hahahah :D. Saat aku baru menyadari betapa pentingnya mereka di hidupku. Saat aku baru sadar bahwa mereka tulus sayang padaku dan saat aku baru sadar bahwa tak ada yang bisa menandingi besar kasih ibu dan bapak.
Lupakan sejenak dengan cerita yang menyedihkan, aku sadar bahwa disini aku punya tujuan besar. Semua kulakukan hanya untuk ibu dan bapak. Bukankah sungguh membahagiakan saat bisa melihat mereka berdua tersenyum?. Dua wajah yang sudah menua itu, senyum saat aku di wisuda nantinya. Bukankah juga menyenangkan pula jika nantinya namaku dipanggil sebagai wisudawati terbaik?. Bismillah.... Tidak ada sesuatu yang mustahil bukan? Atas izin dan ridla dari Allah aku yakin aku bisa. Tutup telinga dari bualan penghancur mimpi.
Tidak terasa sudah dua minggu lebih di Jogja. Rasanya aku perlu banyak adaptasi disini. Apalagi urusan kantong segera ingat harus HEMAT!!!!. Kebiasaan di rumah yang perlu ini itu tinggal ngambil di toko. Disini semunya serba beli. Uang saku pertama yang kukira cukup untuk satu bulan lebih juga hampir musnah semua. Ya Allah,, semoga aku bisa lebih bijak lagi untuk mengatur pengeluaran. Ibu, bapak maaf, bukan karena aku boros dan banyak jajan disini, tapi sungguh, semuanya buat kuliah, nglengkapin kamar dan buat makan.



"APA SALAHNYA PUNYA SERIBU MIMPI, ASAL KAU BERUSAHA UNTUK MEWUJUDKANNYA DARIPADA KAU PUNYA SATU MIMPI TAPI KAU TAK PERNAH BERUSAHA UNTUK MEWUJUDKANNYA"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Guru Inspiratif

           Sore ini sudah cukup nongkrong di perpustakaan. Mau lanjut untuk observasi ke TPA PAMA di Papringan yang nantinya akan saya posting hasil observasinya untuk temen-temen tentang salah satu pelaksana pendidikan Islam ini. Hampir saja kelupaan ada tugas untuk mencari artikel tentang Sumber Daya Manusia Pendidikan sebagai tugas Pengantar Ilmu Manajemen untuk mengganti pertemuan hari Kamis yang libur kemarin. Akhirnya pilihan artikel jatuh pada tulisan ibu Saprilina Ginting, S.Pd yang mengangkat tema guru inspiratif. Hmmm.. menarik bukan? Nah di tugas pak Misbah kali ini kita diminta untuk membuat pointers dengan ketentuan minimal 15 baris. Next time juga akan aku posting bagaimana pointers dan kesimpulan yang bisa aku ambil dari artikel ini. see you next time :) Menjadi Guru Inspiratif, Modal Berharga Bagi Masa Depan Siswa             Senin, 5 Mei 2015 Bagi sebahagian orang, menjadi seorang guru bukanlah perkara sulit, walaupun bukan dari latar belakang pend

contoh makalah BTQ

MAKALAH BTQ QALQALAH DAN AL-TA’RIF     Guru pengampu : Bp. Anwar, S.pd.I Disusun oleh     : Alfiatur Rohmah                                     Etika Rohma Shofiana   Madrasah Aliyah Negeri Bawu Jepara Tahun Pelajaran 2012/2013 BAB I PENDAHULUAN       Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah F ardu Kifayah, akan tetapi mempergunakan ilmu itu dalam membaca Al-Qur’an adalah fardhu’ain (wajib). Sebagaimana kita ketahui bahwa Rasulullah SAW selalu membaca Al-Qur’an dihadapan malaikat jibril. Oleh karena itu, kita sebagai umat beliau hendaknya mengikuti apa yang beliau lakukan. Namun sayangnya masih banyak manusia yang belum bisa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar yang sesuai dengan ilmu tajwid. Sebenarnya hal tersebut perlu kita waspadai, karena apabila kita tidak membaca ayat suci Al-Qur’an dengan tetap maka makna yang terkadung di dalamnya pun tidak akan sesuai dengan itu khususnya siswa-siswi Madrasah Al

Janji..

            Kami tak perlu memulai untuk sebuah janji. Kami hanya perlu mengakhiri dengan pasti. Entah apa rencana dari - Nya yang maha kasih maha segalanya yang mengatur tanpa kita tahu alur cerita dari setiap skenarionya. Terkadang, menyesalinya di akhir untuk rencana manis tanpa sambut hangat kita. Tapi kini aku harus mulai mengerti untuk sebuah jalan cerita baru hidupku dan masa depanku. ∞             Ini janji yang kesekian kalinya setelah resmi menjadi suami Anna. Gadis itu sudi aku nikahi hanya dengan mahar yang sederhana, seperangkat alat sholat, hanya itu, tanpa cincin kawin atau uang tunai.               Malam ini aku akan mengajakmu makan malam di cafe favoritmu yang tempo hari kau ceritakan karena cokelat panasnya begitu enak. Aku gajian hari ini. Tak perlu khawatir sayang aku tak akan lembur lagi. Tunggu aku tepat pukul 7 di taman cafe. Love you – suamimu.             Pesan panjang itu segera kukirimkan pada Anna setelah aku terima gaji pertamaku sebagai kar