MAKALAH BTQ
QALQALAH DAN AL-TA’RIF
Guru pengampu : Bp. Anwar, S.pd.I
Disusun oleh
: Alfiatur Rohmah
Etika Rohma
Shofiana
Madrasah Aliyah Negeri Bawu Jepara
Tahun Pelajaran 2012/2013
BAB I
PENDAHULUAN
Hukum mempelajari ilmu tajwid adalah Fardu Kifayah, akan tetapi mempergunakan ilmu itu dalam membaca
Al-Qur’an adalah fardhu’ain (wajib). Sebagaimana kita ketahui bahwa Rasulullah
SAW selalu membaca Al-Qur’an dihadapan malaikat jibril. Oleh karena itu, kita
sebagai umat beliau hendaknya mengikuti apa yang beliau lakukan. Namun
sayangnya masih banyak manusia yang belum bisa membaca Al-Qur’an dengan baik
dan benar yang sesuai dengan ilmu tajwid. Sebenarnya hal tersebut perlu kita
waspadai, karena apabila kita tidak membaca ayat suci Al-Qur’an dengan tetap
maka makna yang terkadung di dalamnya pun tidak akan sesuai dengan itu
khususnya siswa-siswi Madrasah Aliyah agar bisa menguasai ilmu tajwid dan
menerapkannya dalam pembacaan Al-Qur’an bisa tepat pula.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Qalqalah
1.
Pengetian Qalqalah
Pengertian Qalqalah menurut bahasa berarti memantul. Menurut istilah ilmu tajwid, qalqalah adalah memantulkan bunyi huruf yang bertanda baca sukun atau karena terdapat tanda waqaf.
Huruf Qalqalah ada lima:
atau untuk lebih mempermudah menghafal dengan kalimat:
Pengertian Qalqalah menurut bahasa berarti memantul. Menurut istilah ilmu tajwid, qalqalah adalah memantulkan bunyi huruf yang bertanda baca sukun atau karena terdapat tanda waqaf.
Huruf Qalqalah ada lima:
atau untuk lebih mempermudah menghafal dengan kalimat:
2.
Macam-Macam Qalqalah
Qalqalah dibedakan menjadi dua, yaitu qalqalah
sugra (kecil) dan qalqalah qubra (besar).
Hal ini berdasarkan definisi berikut ini.
Artinya: Qalqalah dibagi menjadi dua, yaitu sugra dan kubra. Jika berharakat sukun asli, ia disebut qalqalah sugra. Akan tetapi, jika berharakat sukun karena diwaqafkan, ia disebut qalqalah kubra.
a.
Qalqalah kecil atau
qalqalah sughra yaitu apabila
salah satu daripada huruf qalqalah itu berbaris mati dan baris matinya adalah
asli karena harakat sukun dan bukan karena waqaf.
Contoh: ﻴَﻄْﻤَﻌُﻮﻥَ, ﻴَﺪْﻋُﻮﻥَ
b.
Qalqalah
besar atau qalqalah kubra yaitu apabila
salah satu daripada huruf qalqalah itu dimatikan karena waqaf atau berhenti.
Dalam keadaan ini, qalqalah dilakukan apabila bacaan diwaqafkan tetapi tidak
diqalqalahkan apabila bacaan diteruskan.
Contoh:
مَوعُودِ وَالْيَومِ
3.
Cara Membaca Qalqalah
Dari segi pantulannya cara membaca huruf qalqalah dibedakan menjadi :
a. Jika berada di tengah kata maka pantulannya sedikit,
contoh ; حَبْلٌ
b. Jika berada di akhir kata maka pantulannya cukup,
contoh ; خَلَقْ
c. Jika berada sesudah mad maka pantulannya sangat,
contoh ; اَلْبُرُوْجْ
d. Jika berada di akhir kata dan bertasydid maka
pantulannya lebih sangat, contoh ;
Dari segi harakatnya cara membaca huruf qalqalah dibedakan menjadi :
a. Bunyinya
tetap miring a, yaitu huruf ط
dan ق. Contoh : مَطْلَعِ
- إِ قْرَأْ
b. Bunyinya
berubah-ubah mengikuti harakat sebelum dan sesudahnya jika terletak di tengah kata, yaitu pada huruf ب
ج dan د
dengan perubahan sebagai berikut :
1) miring kepada a, jika huruf sebelum dan
sesudahnya berharakat fathah, contoh :
يَجْعَلُ
يَبْتَغِ مَدْرَسَةٌ
dan jika huruf
sebelumnya berharakat dlammah
dan huruf sesudahnya
berharakat kasrah, begitu pula sebaliknya, contoh :
مُجْرِمِيْنَ
يُبْطِلُ
2) miring kepada i, jika huruf sebelum dan
sesudahnya berharakat kasrah, contoh :
إِ بْلِيْسَ إِ دْرِيْسَ إِجْرِ
3) miring kepada u, jika huruf sebelum dan
sesudahnya berharakat dlammah, contoh :
أُدْخُلُوْا تُبْتُ
4) miring kepada o, jika huruf sebelumnya
berharakat fathah dan huruf sesudahnya berharakat dlammah, contoh :
يَدْخُلُوْنَ
5) miring kepada e, jika huruf sebelumnya
berharakat kasrah dan huruf sesudahnya berharakat fathah, contoh : رِجْسًا مِدْرَرًا
B. Lam atau
AL-Ta’rif
1. Alif Lam Syamsiyah
Alif lam Syamsiyah atau al Syamsiyah adalah lam
ta’rif (ال)
bertemu dengan salah satu huruf-huruf Syamsiyah yang berjumlah 14, yaitu: Tha’
(ط),
Tsa’ (ث),
Shad (ص),
Ra’ (ر),
Ta’ (ت),
Dhad (ض),
Dzal (ذ),
Nun (ن),
Dal (د),
Sin (س),
Zad (ظ),
Za’ (ز),
Syin (ش),
dan Lam (ل).
Dilihat dari artinya, Syamsiyah adalah
“matahari”. Dapat diumpamakan lam ta’rif sebagai bintang, sedangkan huruf-huruf
Syamsiyah tersebut diumpamakan sebagai matahari. Matahari memiliki sifat yang
kuat dan mampu melebur atau meniadakan sinar-sinar lainnya. Begitu juga sinar
bintang tidak akan nampak jika matahari juga bersinar. Sehingga alif lam atau
lam ta’rif akan melebur (dibaca samar atau suaranya hilang dan masuk ke dalam
huruf Syamsiyah) jika bertemu dengan huruf-huruf Syamsiyah.
Perhatikan contoh berikut: اَلَّشمْشِ di baca Asy
Syamsi, bukan Al Syamsi. Alif lam pada kata di atas bertemu dengan salah satu
huruf Syamsiyah yaitu Syin (ش). Maka alif lam tidak dibaca al, melainkan dibaca asy. Sehingga
kata tersebut dibaca asy syamsi. Itu karena alif lam (ال) melebur ke dalam huruf Syin (ش).
Hukum bacaan alif lam yang bertemu dengan huruf
Syamsiyah disebut dengan alif lam Syamsiyah atau Idgham Syamsiyah.
Jika diperhatikan lagi, kita akan mendapati
adanya tanda baca tasydid (ـــّ) di atas huruf Syamsiyah. Tanda baca ini merupakan ciri khas
dari bacaan Idgham Syamsiyah. Contoh lain dari bacaan Idgham Syamsiyah adalah:
اَلَّطارِقُ
Dibaca Ath Thaariqu
اَلثَّقِبُ
Dibaca Ats Tsaqibu
اَلَّصيْفُ
Dibaca Asy Syaifu
2. Alif Lam Qamariyah
Alif lam Qamariyah
(dibaca: Qomariyah) atau al Qomariyah adalah lam ta’rif (ال)
bertemu dengan salah satu huruf-huruf Qamariyah yang berjumlah 14, yaitu:
Hamzah (ء), Ba’ (ب),
Ghin (غ), Kha’ (خ),
Jim (ج), Kaf (ك),
Wawu (و), Kho’ (خ),
Fa’ (ف), ‘Ain (ع),
Qaf (ق), Ya’ (ي),
Mim (م), dan Ha’ (هه). Keempat belas
huruf Qamariyah ini biasa dirangkai dalam satu kalimat untuk memudahkan
dihapal, yaitu: اَبْغِ حَجَكَ وَخَفْ عَقِيْمَهْ
Dilihat dari artinya, Qamariyah adalah “bulan”.
Dapat diumpamakan lam ta’rif sebagai bintang, sedangkan huruf-huruf Qamariyah
tersebut diumpamakan sebagai bulan. Bulan memiliki sifat yang lembut dan lemah
atau tidak meniadakan dan melebur sinar-sinar lainnya. Begitu juga sinar
bintang, sinarnya akan tetap nampak ketika bulan juga bersinar. Sehingga alif
lam atau lam ta’rif tidak akan melebur (dibaca jelas atau suaranya tidak hilang
dan masuk ke dalam huruf Qamariyah) jika bertemu dengan huruf-huruf Qamariyah.
Perhatikan contoh berikut: اَلْقَمَرِ dibaca
jelas Al Qamari. Alif lam pada kata di atas bertemu dengan salah satu huruf
Qamariyah yaitu Qaf (ق). Maka alif lam tetap jelas dibaca al. Sehingga kata tersebut
dibaca al Qamari. Itu karena alif lam (ال) tidak melebur ke dalam huruf Qaf (ق).
Hukum bacaan dari alif lam yang bertemu dengan
huruf Qamariyah disebut dengan alif lam Qamariyah atau Idzhar Qamariyah.
Jika diperhatikan lagi, kita akan mendapati
adanya tanda baca sukun (ـْـــ) di atas huruf Qamariyah. Tanda baca ini merupakan ciri khas
dari bacaan Idzhar Qamariyah. Contoh lain dari bacaan Idzhar Qamariyah adalah:
اَلْبَيِّنَةُ
Dibaca Al Bayyinah
اَلْغَاشِيَةُ
Dibaca Al Ghaasyiyah
اَلْكَوْثَرُ
Dibaca Al Kautsar.
Setelah kita mempelajari hukum bacaan di atas,
maka kita dapat merangkum menggunakan diagram sebagai berikut:
BAB III
KESIMPULAN
Qalqalah
dibagi menjadi dua macam yaitu: qalqalah sughra dan qalqalah kubra. Qalqalah
sughra adalah qalqalah yang matinya adalah
asli karena harakat sukun dan bukan karena waqaf. Sedangkan qalqalah kubra
adalah qalqalah yang matinya adalah tidak asli, atau karena dibaca waqaf. Sedangkan
al-ta’rif dibagi menjadi dua yaitu al-syamsiyah dan al-qomariyah. Al-syamsiyah
yaitu lam ta’rif (ال) bertemu
dengan salah satu huruf-huruf Syamsiyah yang berjumlah 14, yaitu: Tha’ (ط), Tsa’ (ث), Shad (ص), Ra’ (ر), Ta’ (ت), Dhad (ض), Dzal (ذ), Nun (ن), Dal (د), Sin (س), Zad (ظ), Za’ (ز), Syin (ش), dan Lam
(ل).
Al-qomariyah yaitu lam ta’rif (ال) bertemu dengan salah satu huruf-huruf Qamariyah yang berjumlah
14, yaitu: Hamzah (ء), Ba’ (ب), Ghin (غ), Kha’ (خ), Jim (ج), Kaf (ك), Wawu (و), Kho’ (خ), Fa’ (ف), ‘Ain (ع), Qaf (ق), Ya’ (ي), Mim (م), dan Ha’ (هه).
Komentar
Posting Komentar