Federasi
Rusia (Bahasa
Rusia: Росси́йская Федера́ция, Alihaksara: Rossiyskaya Federatsiya), atau Rusia (Bahasa Rusia: Росси́я,
alihaksara: Rossiya;bahasa
Tatar:Рәсәй), adalah sebuah negara yang
membentang dengan luas disebelah timur Eropa dan utara Asia.
Dengan wilayah seluas 17.075.400 km², Rusia adalah negara terbesar di dunia. Wilayahnya kurang lebih dua kali wilayah Republik Rakyat Cina (Tiongkok; RRT), Kanada atau Amerika
Serikat. Penduduknya menduduki peringkat ketujuh terbanyak di dunia
setelah Tiongkok, India,
Amerika Serikat, Indonesia,
Brasil, dan Pakistan.
Negara ini dahulu pernah menjadi negara bagian terbesar Uni
Soviet. Rusia adalah ahli warisutama Uni
Soviet; negara ini mewarisi 50% jumlah penduduk, 2/3 luas wilayah, dan kurang
lebih 50% aset-aset ekonomi dan persenjataannya. Kota- kota besar di Rusia
antara lain Moskow, Saint
Petersburg, Nizhny
Novgorod, Yekaterinburg, Samara,
Omsk, dan Izhevsk.
Saat ini Rusia berusaha keras untuk meraih status sebagai negara
adidaya lagi. Meskipun Rusia adalah negara
penting, tetapi statusnya masih jauh dibandingkan dengan status Uni Soviet
dulu.
Wilayah
Rusia berada pada benua Eropa,
khususnya Eropa Timur
serta benua Asia di mana Pegunungan
Ural menjadi batas antara kedua benua.
Wilayah paling luas adalah Siberia
yang umumnya beriklim tundra.
Karena letaknya di belahan bumi yang paling utara, maka wilayah perairan Rusia
umumnya tertutupi es dengan beberapa laut yang bebas es yakni Laut
Barents, Laut
Putih, Laut
Kara, Laut
Laptev dan Laut Siberia Timur
yang merupakan bagian dari Arktik atau kutub
utara, serta Laut
Bering, Laut
Okhotsk dan Laut
Jepang yang merupakan bagian dari Samudra
Pasifik. Iklim di kawasan Rusia adalah
Tundra, yang sangat dingin.
Sejarah
Sejarah
Rusia diawali dengan perpindahan bangsa-bangsa Skandinavia yang dikenal sebagai bangsa Varangia yang dipimpin oleh tokoh semilegendaris Rurik yang
menyeberangi Laut Baltik
serta pada tahun 862
M memasuki kota Novgorod dan memerintah di sana. Pada tahun 882 ia menguasai Kiev, kota Slavia
yang berkembang menjadi pusat perdagangan antara Skandinavia dan Konstantinopel. Pada tahun 989 Vladimir
I meluaskan wilayahnya hingga Kaukasus dan Laut Hitam
serta mengambil ajaran Gereja
Ortodoks Yunani. Kerajaan Kiev Rusia berakhir setelah serangan Mongol pada tahun 1237 oleh Batu
Khan, cucu Genghis
Khan.
Selanjutnya
bangsa Mongol dikalahkan oleh Dimitri Donskoy pada tahun 1380 dengan kemenangan
di Kulikovo. Kemudian daerah-daerah yang tercerai berai disatukan
kembali oleh Ivan IV; ia menaklukan Kazan (1552), Astrakhan (1516) serta menguasai Siberia. Pemerintahan dilanjutkan oleh penerusnya sampai wangsa
Romanov naik tahta yang diawali dengan diangkatnya oleh Michael Romanov sebagai
Tsar (1613). Dinasti Romanov berkuasa selama 304 tahun hingga
tahun 1917 dengan Tsar Nikolai II
sebagai tsar terakhir. Pada bulan Februari 1917 dibentuk Pemerintahan Sementara
di bawah Pangeran Lyvov dan Alexander Kerensky
sampai 25 Oktober 1917, saat pemerintahan tersebut digantikan Pemerintahan
Revolusi Bolshevik
oleh Vladimir Ilyich Lenin. Pada periode selanjutnya, pemerintahan dilanjutkan secara
diktator oleh Josef Stalin
(1922) yang mewujudkan Uni Soviet
(Soviet berarti Dewan) dengan bergabungnya negara-negara di sekitar
Rusia. Pemerintahan Uni Soviet berakhir setelah pada tanggal 25
Desember 1991 Presiden Mikhail
Gorbachev mengundurkan diri serta berkibarnya
bendera tiga warna Rusia di Kremlin.
Keruntuhan
Uni Soviet membawa dampak yang besar bagi bangsa Rusia. Setelah memproklamirkan
diri sebagai Federasi Rusia, bangsa Rusia mengalami banyak transisi dalam
masyarakat maupun kenegaraannya. Perbedaan ideologi yang di gunakan pada masa
Uni Soviet yang tertutup dan dalam masa transisinya menuju Negara demokrasi
memaksa Rusia dalam hubungan Internasional untuk beradaptasi pada dunia yang
lebih modern dan terbuka. Pemerintahan Rusia
setelah keruntuhan Uni Soviet
dikepalai oleh Boris Yeltsin
yang mulai menjabat sejak tahun 1991. Perkembangan selanjutnya, Rusia diperintah oleh
seorang mantan pejabat KGB
yang tidak lain adalah Vladimir
Putin yang berusaha mengembalikan citra Rusia
sebagai negeri adidaya seperti layaknya Uni
Soviet. Pada mulanya pemerintahan negara
Rusia berbentuk kerajaan/kekaisaran dengan seorang Tsar atau kaisar sebagai
kepala negara. Sebagian besar kaisar memerintah dengan bersifat otoriter dan
bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Hal ini menyebabkan
industrialisasinya berkembang pesat. Kemajuan industri menyebabkan
berkembangnya gerakan sosialisme di Rusia. Akibatnya Tsar Nicholas II menjadi
korban dari gerakan sosialisme. Pada tahun 1917, Tsar Nicholas II diturunkan
dari tahta kerajaannya dan dibuang ke Serbia.
Politik dan pemerintahan
Sampai
tahun 1917 Rusia merupakan kerajaan/kekaisaran dengan seorang tsar sebagai kepala negara. Selama masih kerupakan kekaisaran,
terutama pada masa Dinasti Romanov, Rusia mengalami persinggungan politik
dengan negara-negara Eropa,
di antaranya konflik dengan pemerintahan Perancis pimpinan Napoleon Bonaparte,
Krisis Balkan karena menginginkan pelabuhan yang bebas dari es di Eropa yang
dinamakan Politik Air Hangat, Penyatuan Pan Slavia serta sering mengalami pertempuran dengan Turki
Usmani (Ottoman) Turki dalam memperebutkan
wilayah Kaukasus dan Austria-Hungaria dalam Perang
Dunia I. Akibat politik ini pula terjadi
pertempuran dengan Jepang dan intervensi terhadap Tiongkok. Masa selanjutnya,
politik Rusia dilebur dengan kepentingan Uni Soviet yang mengambil sikap
independen bahkan menentang ketika terjadi penggulingan kekuasaan Mikhail
Gorbachev oleh Gennady Yanayev menjelang keruntuhan Uni Soviet yang diprakarsai Presiden Boris
Yeltsin.
Pemerintahan
dipegang oleh presiden yang berpusat di Kremlin serta perdana menteri yang bertanggung jawab terhaadap
parlemen namun dengan peranan yang terbatas dibandingkan dengan Presiden. Sejak
pembangkangan Wakil Presiden Aleksander
Ruskoi dan ketua parlemen asal Chechnya, Ruslan Khasbulatov, lembaga wakil presiden dihapus. Parlemen memiliki dua
kamar, yakni Majelis Federal (Федеральное Собрание; Federalnoye Sobraniye)
yang merupakan majelis tinggi dan majelis rendah yang dikenal dengan Duma.
Karena
Rusia merupakan negara federal yang memiliki berbagai macam etnis, setelah
keruntuhan Uni Soviet, Rusia mengalami masalah separatisme. Ada beberapa
kelompok etnis yang ingin memisahkan diri dan mengakibatkan krisis
berlarut-larut, seperti di Chechnya dan Ingushetia.
Rusia
juga terancam atas perluasan NATO
ke wilayah Eropa Timur. Kekhawatiran atas pemilihan di Ukraina, kerjasamanya dengan Belarus, ditambah degan tradisi di Rusia yang dianggap cocok dengan
budaya sentralisasi, demokratisasi malah membuat harga diri Rusia merosot di
mata dunia dan menimbulkan berbagai macam gejolak dan krisis berkepanjangan. Pemerintahan
Rusia dapat dibagi menjadi:
- Masa Tsar atau Kekaisaran
- Masa Uni Soviet
- Masa Kepresidenan Rusia
Presiden
Rusia:
Awal mula bangsa Rusia yang memiliki
ciri pemerintahan yang otoritarian(kaku) sejak zaman Tsar pada masa Imperium
Rusia masih berlanjut hingga masa Uni Soviet. Perwujudan dari otoritarian yang berlangsung
secara berabad-abad di Rusia memiliki dampak yaitu membiasakan budaya mereka
pada ketidakterbukaan dan kebijakan-kebijakan represif. Namun, setelah
runtuhnya Uni Soviet dapat di simpulkan merupakan kegagalan dalam pemerintahan
otoritarian tersebut.
Dilatarbelakangi
oleh faktor historis, politis, dan geografis seperti wilayah Rusia yang luas
dan berada pada posisi marginal Eropa, adanya keberagaman sosial budaya,
keterbelakangan masyarakatnya, serta peran tanggung jawab politisnya, telah
menjadi alasan bagi pemerintah Rusia untuk menggunakan system pemerintahan yang
otoritarian, sistim pemerintahan Tsar Rusia juga dipengaruhi oleh gagasan
budaya Rusia, yaitu yang pertama Norad
bogonesti yakni individu mempunyai dari para bangsawan, elite agama, dan
kaum borjuis di dewan perwakilan, kedua Sabornost
yakni kebersamaan setiap anggota masyarakat untuk membantu Negara, dan yang
ketiga Zemsky Sabor yakni adanya hak
khusus keempat Zemstvos yakni model
atau bentuk pemerintahan lokal. Model pemerintahan Rusia itu kemudian diambil
alih oleh pemerintahan Komunis Uni soviet dengan struktur birokratisnya.
Model pemerintahan
Rusia itu kemudian diambil alih oleh pemerintahan Komunis Uni soviet dengan
struktur birokratisnya. Transisi demokrasi Rusia menjadi krusial sebab
munculnya keberagaman antara elite. Pada masa itu bermunculan kelompok elite
politis, seperti garis keras-konservatif, ultranasionalis, reformis, radikal,
dan golongan moderat. Idealnya golongan moderat dapat berperan mengatur dan
menjadi kelompok negosiator bagi kelompok garis keras untuk dapat memasuki dan
memahami kedudukan mereka pada masa transisi. Dengan tidak adanya tanda-tanda
kompromi dari tiap-tiap kelompok, menyebabkan transisi demokrasi menjadi
terhambat.
Dalam sejarah
Rusia abad ke-20, Gerakan pro demokrasi sudah muncul pada awal tahun 1970-an
tetapi di larang pada tahun 1980-an. Pada akhir 1980-an, gerakan tersebut
kembali muncul pada masa pemerintahan Gorbachev bersamaan dengan program Perestroika (restruturisasi), Glasnost
(keterbukaan) dan Demokratiya
yang sedang di sosialisasikan. Dalam hal ini keterbukaan fokus utamanya
dibidang politik, dan restrukturisasi di bidang ekonomi. Selain Perestroika (restruturisasi), Glasnost
(keterbukaan) terdapat pula kebijakan mengenai demokratisasi politik dan “new thinking” (pemikiran baru) terhadap
kebijakan luar negeri.
Gorbachev menolak
ide dasar Leninisme, sehingga muncul ide dasar Reformasi adalah perfection of socialism atau
penyempurnaan kembali sosialisme melalui interpretasi baru sesuai dengan
keadaan. Reformasi yang di lakukan oleh Gorbachev membawa reaksi yang
berbeda-beda yaitu Gorbachev dianggap menjadi pahlawan bahkan penyelamat dunia
bagi Amerika Serikat dan sekutunya, sedangkan secara domestik reformasi
tersebut mendapat reaksi yang betlawanan. Di satu sisi Gorbachev mendapat
dukungan dari kalangan intelegentsia dan kekuatan rakyat, kaum intelegentsia
menyambut upaya membebaskan penjara sensor dan liberalism pemikiran. Sementara
bagi rakyat, mereka mendapatkan harapan baru setelah represi panjang rezim
komunisme yang berakhir dengan stagnasi ekonomi.
Adanya keinginan
masyarakat Rusia yang ingin melepaskan diri dari pemerintahan komunis dan
beralih pada system demokrasi semakin berkembang, di tambah dengan runtuhnya
Uni Soviet pada tanggal 25 Desember 1991 Rusia memasuki kehidupan yang baru
yaitu tatanan Negara Federasi Rusia yang di jalani secara bertahap. Proses
perubahan masyarakat Rusia menuju demokrasi terjadi dalam berbagai bidang
kehidupan, seperti tampak pada bidang ekonomi, hukum, politik ketatanegaraaan,
sosial dan budaya. Dalam bidang ekonomi terjadi perubahan dari system terpusat
kepada system pasar terbuka (pasar bebas). Dalam bidang hukum dan politik
ketatanegaraan terjadi perubahan dari system penunjukan kepada system pemilihan
anggota parlemen. Dalam bidang sosial budaya terjadi perubahan dari yang
bersifat tertutup menjadi terbuka. Proklamasi Rusia ini adalah suatu kejutan
yang tidak terduga, Rusia menjadi sebuah Negara yang luasnya sepertiga Uni
Soviet, setengah jumlah penduduknya menguasai Uni Soviet yang beribukota di
Moskow. Pada tahun 1990 hampir semua Negara bagian Uni Soviet menyatakan
kemerdekaannya bahkan banyak pemerintah lokal dan republik di 15 negara bagian
itu yang menyetujui hukum privatisasi yang lebih liberal daripada yang berlaku
secara nasional (Uni Soviet). Lebih jauh dapat di lihat adanya kerenggangan
hubungan antara Moskow dan beberapa republik yang berkaitan dengan
perusahaan-perusahan milik Negara.
Peristiwa
disintegasi Uni Soviet menjadi tonggak runtuhnya ideology Komunisme. Proses ke
arah disintegrasi ini melibatkan banyak faktor diantarannya stagnasi ekonomi
yang di coba di atasi dengan perestroika, dan juga stagnasi politik yang di
atasi dengan glasnost. Dan hasilnya Perestroika gagal dan glasnost berhasil.
Sehingga dampaknnya adalah terjadi kebebasan dan keterbukaan yang luas,
sementara kondisi ekonomi tetap memburuk. Situasi ini membangkitkan faktor
etnonasionalisme yang tidak diperhitungkan oleh Gorbachev di masa awal
reformasinnya hingga kemundurannya pada tahun1991. Faktor ini semakin mencuat
ke permukaan seiring dengan gelombang kebebasan dan lemahnya control pusat yang
selama rezim komunis selalu sentralistik.
Pada 12 Desember
1993 masyarakat Rusia membentuk konstitusi baru yang memperlihatkan adanya
perbedaaan dengan konstitusi model Uni Soviet (otoritarian-totalitarian).
Perbedaan konstitusi baru ini terlihat dari adanya konsepsi yang bersifat
demokratis yaitu yang sebagian isinya mengangkat nilai hak-hak individu dalam
masyarakat ketingkat yang lebih proporsional di bandingkan dengan konstitusi
yang lama. Hal ini terlihat dari konstitusi Uni Soviet tahun 1977 yang hanya
menjelaskan tiga pasal mengenai hak individu, sedangkan dalam konstitusi
Federasi Rusia yang menjelaskan sebanyak 30 pasal. Banyak perubahan yang
terjadi pada masa transisi dari masa pasca Uni Soviet menuju Federasi Rusia
dalam aspek kehidupan sosial. Beberapa isu yang di ajukan dalam konsepsi baru
dalam tatanan masyarakat Rusia seperti Liberalisme, HAM, Demokrasi, Kapitalisme,
Pasar Bebas, Masyarakat Terbuka, Pluralisme, dan Negara Hukum. Dalam hal
politik dan pemerintahan, pihak-pihak yang pernah berkuasa seperti anggota
Politbiro dan para aparatchik-birokrat dari partai komunis masih dapat memiliki
kekuasaan yaitu dengan menyesuaikan status quo dengan situasi transisi yang
sedang berjalan. Pada masa transisi tersebut Negara masih mengontrol aktivitas
media massa, organisasi politik dan lembaga keagamaan. Dalam struktur sosial di
Rusia terdapat kelas sosial yang dinamakan nomenklatura yang ada pada masa Uni
Soviet sudah berkuasa. Nomenklatura adalah sekelompok kecil atau kelompok elite
dari anggota partai Komunis yang memliki hak istimewa. Nomenklatura juga
membentuk struktur elite dari yang tinggi sampai yang tererndah. Dahulu pada
nomenklatura adalah para pejabat Uni Soviet dan kelompok birokrat pemerintah,
seperti politburo, aparat Negara, para birokrator tingkat tinggi dan para
birokrator menengah ke bawah. Mereka adalah orang-orang yang memegang peranan
strategis dalam menjalankan kebijakan pemerintah.
Bagi mereka perestroika dan demokrasi merupakan ancaman
terhadap segala hak istimewa yang mereka dapati sebelumnya. Dalam era transisi
demokrasi muncul kelompok baru yang di kenal sebagai kelompok oligarki
pengusaha yang kemudian dikenal sebagai orang kaya baru. Contohnya kaum oligark
seperti Mikhail khodorkovsky dan Vladimir Gusinsky. Pada masa transisi kelompok
oligarki jumlahnya lebih sedikit, akan tetapi pengaruh dan perannanya hampir
sama dengan pendahulunya. Mereka bersinergi dengan para elite partai dan
pemerintah. Mobilitas sosial dapat di katakan sulit berkembang di Rusia, sebab
masih bersifat tertutup. Masyarakatnya masih memanfaatkan hubungan dan jaringan
patron dan klien. Dalam kondisi sosial
masyarakat dalam transisinya muncul konflik antara setara yaitu antara pemimpin
(patron) yang menawarkan kebaikan, pekerjaan, dan perlindungan kepada klien dan
pengikutnya (klien)yang menawarkan dukungan politik dan penghormatan kepada
patron. Hal inilah yang menimbulkan tindakan korupsi, kolusi dan nepotisme
berkaitan dengan sejarah historis struktur sosial masyarakat Rusia yang
tertutup.
Hampir di dalam
setiap Negara proses transisi demokrasi di lakukan secara berhahap yaitu tahap
pertama transformasi (reformasi
terjadi ketika elite yang berkuasa mempelopori proses perwujudan demokrasi),
tahap kedua replacement (terjadi
ketika kelompok oposisi mempelopori proses perwujudan demokrasi dan rezim
otoriter tumbang atau digulingkan), tahap ketiga tranplacement (terjadi apabila demokratisasi terutama merupakan
hasil tindakan bersama kelompok pemerintah dan kelompok oposisi). Namun pada
kenyataannya perbedaan antara teori demokrasi dan kenyataan di lapangan sangat
berbeda seperti juga transisi demokrasi yang terjadi di Rusia pasca runtuhnya
Uni Soviet, demokrasi yang di bentuk dari dalam lebih banyak berhasil demokrasi
yang di bentuk dari luar sebab demokrasi dari luar tidak memperhitungkan
faktor-faktor etnosentris yang sangat berpengaruh dan upaya transisi perubahan
dan reformasi sosial untuk merealisasikan demokrasi di Rusia masih berjalan di
Rusia hingga saat ini.
Pembagian administratif
Federasi
Rusia terdiri dari 83 subjek federal, terdiri dari
- 21 republik yang menikmati otonomi dalam skala besar dalam sebagian besar bidang serta dibagi sesuai etnis-etnis tertentu, otonomi secara nominal yang masing-masing memiliki konstitusi sendiri, presiden, dan parlemen. Republik diizinkan untuk menetepkan bahasa aslinya sendiri di samping bahasa Rusia, tetapi diwakili oleh pemerintah di hubungan internasional. Republik berarti rumah bagi minoritas etnis di Rusia.
- 46 oblast (provinsi), merupakan jenis paling umum dari subyek federal dengan gubernur yang ditunjuk secara federal dan dipilih legislator secara local.
- 10 krai (wilayah), 9 krai/ teritori: secara umum sama seperti oblast otonom, desain territorial adalah sejarah, aslinya diberikan kepada daerah paling luar dan akhir juga pada divii administrative yang terdiri atas okrug otonom dan oblast otonom. 3 okrug (distrik otonom), aslinya entitas otonom dengan oblast dan krai dibuat berdasarkan etnis minoritas.status mereka diangkat ke subjek federal pada tahun 1990 dengan pengecualian oblast otonom Chukotka, semua oblast otonom masih secara administratif menjadi bagian dan satu oblast otonom. Selain itu, terdapat pula dua kota federal (Moskwa dan St. Petersburg).
Ada
pula pembagian berdasarkan distrik federal (federalny okrug), di mana Rusia dibagi menjadi
delapan distrik federal. Distrik federal ini adalah jenjang antara pemerintah
subjek dan pemerintah federal. Distrik ada 8, masing-masing diadministrasikan
oleh seorang duta yang ditunjuk oleh presiden
Rusia. Tidak seperti subjek federal,
distrik federal bukan tingkat pemerintahan sub-nasional, tetapi tingkatan
administrasi pemerintah federal. Duta distrik
federal menjalankan hubungan antara subjek
federal dan pemerintah. Bertanggung jawab mengawasi hubungan pemenuhan subjek federal
dengan hukum federal.
Pertahanan
keamanan
Rusia
mewarisi sebagian besar kekuatan militer Uni Soviet, namun kesulitan ekonomi yang
melanda Rusia membuatnya kesulitan membiayai kekuatan militernya. Yang paling
sulit dirasakan Angkatan Laut yang banyak membesituakan armadanya, termasuk kapal-kapal
induknya sehingga saat ini hanya memiliki
satu kapal saja. Rusia masih memiliki persenjataan nuklir warisan Uni Soviet
yang sebagian diduga dimiliki oleh negara-negara federasinya dan juga oleh
negara-negara yang kini independen seperti Ukraina dan Kazakstan.
Komentar
Posting Komentar